Efektifitas Pembelajaran Seni Tari dengan Metode STUFEX
Oleh : Iin Pamularsih, S. Sn
Tari merupakan salah satu cabang seni, dengan media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja. Dalam membangun karakter gerakan yang dibawakan dalam sebuah tarian pastinya memerlukan beberapa unsur pendukung. Unsur-unsur pendukung yang dimaksud antara lain unsur gerakan, unsur properti tari, unsur iringan, unsur tata busana, unsur tata rias, dan unsur tata panggung. Materi tentang unsur pendukung tari tersebut menjadi salah satu hal yang wajib dipelajari bagi siswa/siswi untuk mengenal lebih lanjut tentang seni budaya nasional.
Pada tahap pembelajaran mengenal unsur pendukung tari agar para siswa/siswi lebih tertarik dan memahami keseluruhan materi, maka seorang guru perlu memerlukan sebuah improvisasi dalam mengajar. Konsep yang akan dibahas adalah menggunakan metode STUFEX atau Student Facilitator And Explaining. Untuk pelaksanaan metode tersebut seorang guru diharuskan membagi siswa dalam sebuah kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 siswa. Langkah selanjutnya guru wajib memberikan materi yang berbeda-beda antar satu kelompok dengan kelompok yang lain dengan tidak jauh-jauh keluar topik di atas. Misalnya “Membuat Peta Konsep atau Bagan Tentang Unsur Pendukung Tari Tradisional”.
Tahap pertama yang akan dilakukan adalah guru membagi siswa dalam kelompok dengan ketentuan jumlah seperti yang dijelaskan di atas dengan mempertimbangkan juga heterogenitasnya. Seperti jenis kelamin, ras, dan kemampuan dalam berpikir serta berbicara. Hal ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan sumber daya siswa/siswi agar mampu terekspos lebih dalam memahami sebuah materi yang disampaikan dan ditugaskan.
Tahap kedua, guru harus menjelaskan langkah-langkah mempersiapkan materi pelajaran tentang macam-macam unsur pendukung tari. Dalam hal ini, setiap kelompok segera mencari literasi/informasi tentang unsur pendukung tari daerah yang berbeda-beda dengan menyajikannya dalam bentuk file powerpoint.
Tahap ketiga, apabila para siswa/siswi yang sudah masuk dalam sebuah kelompok dan sudah menemukan tema yang cocok dengan materi dukungan yang sudah cukup, maka mereka harus berdiskusi untuk mulai membuat bagan atau peta konsep tentang unsur pendukung tari yang terdiri dari iringan tari, rias dan busana, properti, tempat pertunjukan. Dengan cara berdiskusi atau bertukar pikiran diharapkan bisa membentuk pola pikir siswa/siswi lebih berkembang dari yang sebelumnya belum paham menjadi paham.
Tahap keempat, setiap kelompok diwajibkan mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan para temannya (sebagai penyaji materi), dengan menggunakan media powerpoint yang harus dikemas semenarik mungkin. Sedangkan kelompok yang lain berperan sebagai audiens, mereka berinteraksi dengan tanya jawab setelah kelompok penyaji menyampaikan materinya. Metode pembelajaran ini sudah berhasil diterapkan khususnya dalam pembelajaran Seni Budaya kelas 10 di SMA Negeri 1 Gondang. Hasil akhirnya ternyata cukup efesien dan efektif. Karena dapat dilihat dengan menggunakan metode ini para siswa/siswi lebih aktif dalam bertanya dan mengemukakan pendapat masing-masing dalam satu kelompok sesuai tema/konsep materi yang sudah ditentukan oleh guru. Interaksi sosial antar siswa terlihat lebih terjalin erat dan terbentuknya juga rasa tanggung jawab dimana harus segera menyelasaikan materi dan menyampaikannya kepada teman-temannya.
Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Gondang.
Beri Komentar